Senin, 04 Oktober 2010

Java Pertemuan 2

Tugas Java Pertemuan 2

Pengertian JAVA !

Java adalah pemrograman berorientasi objek. sebagai bahasa pemrograman berorientasi objek, JAVA menggunakan kelas-kelas untuk mengorganisasikan kode program dalam modul-modul logika.

Aturan Dasar JAVA

Berikut adalah sejumlah aturan umum dari penggunaan sintaks bahasa pemrograman java :
1. JAVA = Case sensitive
2. Nama file dokumen JAVA harus sama dengan nama kelas
3. Secara umum JAVA mengabaikan spasi kosong. Spasi kosong terdiri dari karakter yang tidak muncul pada layar. misalnya tab, spasi, baris baru. gunakan spasi kosng untuk membuat program lebih menarik dan mudah di baca
4. Tanda {} adalah symbol penelompokan dalam JAVA berfungsi untuk menandai awal dan akhir seksi program
5. Setiap pernyataan JAVA diakhiri dengan tanda ;
6. Program komputer biasanya juga berisi komentar-komentar. JAVA menwarkan dua cara untuk menyisipkan komentar, yaitu :
a. Simbol // digunakan untuk penulisan satu baris komentar
b. simbol /* dan */ dugunakan untuk penulisan komentar lebih dari satu baris
contoh :
/* ini adalah komentar yang
yang lebih dari satu baris */
7. Aturan-aturan ini hanya berlaku untuk kelas :
a. Dalam satu file .java di perbolehkan memiliki labih dari satu kelas
b. dalam satu file java, jumlah klelas yang boleh dideklarasikan sebagai public hanya satu dan nama file .java harus semua dengan nama kelas yang dideklarasikan sebagai public

Attribut dan tipe Data

JAVA memiliki tipe data, sintaks keputusan dan perulangan yang sama dengan C dan C ++. bagi yang mempelajari C atau C++ sebelumnya, mempelajari JAVA seharusnya menjadi hal yang mudah.
Cara mendeklarasikan Attribut :
1. Tipe Data nama attribut
Cth : Int 1;
2. Tipe Data namaAtribut=nilai awal;
Contoh : String nama ="java";

Attribut dalam Java bisa dijadikan konstanta, sehingga nilainya tidak akan berubah. untuk membantu nilai konstanta, gunakan kata kunci Final yang diikuti dengan tipe data dan nama atribut dalam huruf besar :
Contoh :
final double PHI=3.14;

Kel Tipe Data C++ JAVA

Bilangan Bulat - byte
Short Short
int int
long long
Bilangan pecahan float float
double double
Karakter char char
- String
Boolean Boolean Boolean


KEPUTUSAN

Keputusan C++ JAVA

If-Else If (kondisi) If (kondisi)
Pernyataan jika kondisi Pernyataaan jika kondisi
benar; benar;
else else
pernyataan jika kondisi pernytaan jika kondisi
salah; salah;


Switch-case Switch (ekspresi switch) { Switch (ekspresi switch) {
Case nilai1 : Pernyataan1; case nilai1 : pernyataan1
Break; break;
Case nilai2 : Pernyataan2; case nilai2 : Pernyataan nilai2;
Break; break;
Case nilaiN : PernyataanN; Case nilaiN : Pernyataan nilaiN;
Break; break
default; default;
Pernyataan default; Pernyataan default
} }

KONFIGURASI TEXTPAD

a. Klik Start > All Programs > Textpad
b. Klik Configuration > Preference pada textpad
c. Pada bagian File, Ubah default file menjadi java
d. pada bagian tools, harus tersedia compile, run java application dan run java applet.


Membuat program HelloWorld.java

public class Helloworld {
public static void main (String [] args) {
System.out.println ("hello world from java");
}
}

untuk menksekusi program terlebih dahulu di simpan dahulu dengan nama HelloWorld.Java

Jika Program di jalankan maka akan tampil sebagai berikut




Membuat Program TesTipeData

class TesTipeData {
public static void main (String[] args) {

byte b = 1; // mengisi b dengan nilai 1
short s = 100; // mengisi s dengan nilai 100
int i = 1000; // mengisi i dengan nilai 1000
long l = 10000; // mengisi l dengan nilai 10000
char c = 'a'; // mengisi c dengan nilai a
float f = 3.14f; // mengisi f dengan nilai 3.14f
double d = 3.14; // mengisi d dengan nilai 3.14
boolean t = true; // mengisi t dengan nilai true
final double PI = 3.14;//mengisi PI dengan nilai3.14

// menampilkan nilai diatas pada layar
System.out.println("byte " +b);
System.out.println("short " +s);
System.out.println("int " +i);
i = 010;
System.out.println("int " +i+ " octal mode");
i = 0XFF;
System.out.println("int " +i+ " hexa mode");
System.out.println("long" +l);
System.out.println("char " +c);
System.out.println("float " +f);
System.out.println("double " +d);
System.out.println("boolean " +t);
System.out.println("PI " +PI);
}
}

Sistem Numerik Berdasarkan Posisi

Didalam sistem numerik ini, penulisan angka berdasarkan posisi dan basis. Posisi suatu angka dalam sistem ini menentukan nilai dari bilangan yang diwakilinya. Maka notasi yang digunakan disebut notasi posisional. Sistem numerik berdasarkan posisi yang sangat terkenal dan dipakai paling luas adalah sistem bilangan desimal. Sistem desimal ini merupakan sistem numerik berdasarkan posisi yang berbasis 10. Simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 adalah bagian dari sistem desimal. Sebagai contoh 612, angka ini berarti:
2 × 100 = 2 × 1 = 2
1 × 101 = 1 × 10 = 10
6 × 102 = 6 × 100 = 600

• Basis eksponen

Selain sistem desimal yang digunakan sehari-hari, terdapat pula sistem lainnya, yaitu:
Ø Sistem biner, berbasis 2,
Ø Sistem oktal, berbasis 8,
Ø Sistem heksadesimal, berbasis 16,
Ø Sistem seksagesimal, berbasis 60,

Sistem bilangan desimal
Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam angka dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di depannya dinaikkan menjadi 1). Sistem bilangan desimal sering dikenal sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka desimal menggunakan basis (radix) 10, seperti yang terlihat dalam contoh berikut:
angka desimal 123 = 1*102 + 2*101 + 3*100
Berikut adalah tabel yang menampilkan sistem angka desimal (basis 10), sistem bilangan biner (basis 2), sistem bilangan/ angka oktal (basis 8), dan sistem angka heksadesimal (basis 16) yang merupakan dasar pengetahuan untuk mempelajari komputer digital. Bilangan oktal dibentuk dari bilangan biner-nya dengan mengelompokkan tiap 3 bit dari ujung kanan (LSB). Sementara bilangan heksadesimal juga dapat dibentuk dengan mudah dari angka biner-nya dengan mengelompokkan tiap 4 bit dari ujung kanan.

Desimal Biner (8 bit) Oktal Heksadesimal
0 0000 0000 000 00
1 0000 0001 001 01
2 0000 0010 002 02
3 0000 0011 003 03
4 0000 0100 004 04
5 0000 0101 005 05
6 0000 0110 006 06
7 0000 0111 007 07
8 0000 1000 010 08
9 0000 1001 011 09
10 0000 1010 012 0A
11 0000 1011 013 0B
12 0000 1100 014 0C
13 0000 1101 015 0D
14 0000 1110 016 0E
15 0000 1111 017 0F
16 0001 0000 020 10

Sistem bilangan biner
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.

Bilangan desimal yang dinyatakan sebagai bilangan biner akan berbentuk sebagai berikut:

Desimal Biner (8 bit)
0 0000 0000
1 0000 0001
2 0000 0010
3 0000 0011
4 0000 0100
5 0000 0101
6 0000 0110
7 0000 0111
8 0000 1000
9 0000 1001
10 0000 1010
11 0000 1011
12 0000 1100
13 0000 1101
14 0000 1110
15 0000 1111
16 0001 0000

20=1

21=2

22=4

23=8

24=16

25=32

26=64

dst

contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner

desimal = 10.

berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut

10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).

dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010

dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010

atau dengan cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010

Oktal
Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem bilangan berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).
Biner Oktal
000 000 00
000 001 01
000 010 02
000 011 03
000 100 04
000 101 05
000 110 06
000 111 07
001 000 10
001 001 11
001 010 12
001 011 13
001 100 14
001 101 15
001 110 16
001 111 17

Heksadesimal
Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16 adalah sebuah sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan menggunakan huruf A hingga F. Nilai desimal yang setara dengan setiap simbol tersebut diperlihatkan pada tabel berikut:

0hex = 0dec = 0oct 0 0 0 0
1hex = 1dec = 1oct 0 0 0 1
2hex = 2dec = 2oct 0 0 1 0
3hex = 3dec = 3oct 0 0 1 1

4hex = 4dec = 4oct 0 1 0 0
5hex = 5dec = 5oct 0 1 0 1
6hex = 6dec = 6oct 0 1 1 0
7hex = 7dec = 7oct 0 1 1 1

8hex = 8dec = 10oct 1 0 0 0
9hex = 9dec = 11oct 1 0 0 1
Ahex = 10dec = 12oct 1 0 1 0
Bhex = 11dec = 13oct 1 0 1 1

Chex = 12dec = 14oct 1 1 0 0
Dhex = 13dec = 15oct 1 1 0 1
Ehex = 14dec = 16oct 1 1 1 0
Fhex = 15dec = 17oct 1 1 1 1

• Konversi
Ø Konversi dari heksadesimal ke desimal

Untuk mengkonversinya ke dalam bilangan desimal, dapat menggunakan formula berikut:

Dari bilangan heksadesimal H yang merupakan untai digit hnhn − 1…h2h1h0, jika dikonversikan menjadi bilangan desimal D, maka:

Sebagai contoh, bilangan heksa 10E yang akan dikonversi ke dalam bilangan desimal:
Digit-digit 10E dapat dipisahkan dan mengganti bilangan A sampai F (jika terdapat) menjadi bilangan desimal padanannya. Pada contoh ini, 10E diubah menjadi barisan: 1,0,14 (E = 14 dalam basis 10)
Mengalikan dari tiap digit terhadap nilai tempatnya.

= 256 + 0 + 14
= 270

Dengan demikian, bilangan 10E heksadesimal sama dengan bilangan desimal 270.

Ø Konversi dari desimal ke heksadesimal

Sedangkan untuk mengkonversi sistem desimal ke heksadesimal caranya sebagai berikut (kita gunakan contoh sebelumnya, yaitu angka desimal 270):
270 dibagi 16 hasil: 16 sisa 14 ( = E )
16 dibagi 16 hasil: 1 sisa 0 ( = 0 )
1 dibagi 16 hasil: 0 sisa 1 ( = 1 )

Ø Konversi Hexa ke Octal

Contoh 1 : Ubah( 7FE )16 ke Octal

Bilangan asli = 7 F E
Ubah
ke biner = 0111 1111 1110
Regruping = 011 111 111 110
Octal = 3 7 7 6

Jadi hasilnya : ( 7FE )16 = ( 3776 )8

Dari perhitungan di atas, nilai sisa yang diperoleh (jika ditulis dari bawah ke atas) akan menghasilkan : 10E yang merupakan hasil konversi dari bilangan desimal ke heksadesimal itu.

Seksagesimal
Seksagesimal adalah sistem bilangan yang menggunakan angka 60 sebagai dasarnya. Sistem ini berasal dari Babilonia kuno. Sistem ini kemudian digunakan dalam bentuk yang lebih modern oleh orang-orang Arab di zaman Kekhalifahan Umayyad.

Basis 60 memiliki kelebihan di mana basisnya memiliki pembagi gampang yang banyak {1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30}, memungkinkan perhitungan dengan bilangan pecahan. Perhatikan bahwa 60 adalah angka terkecil yang dapat dibagi oleh 1, 2, 3, 4, dan 5.

0 komentar:

Posting Komentar

Uji coba penambahan music winamp 1
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template